SAHABAT LITERASI PENA KITA FORUM AKTIF MENULIS INDONESIA (36)
A.
BIOGRAFI
MAHATIR MOHMAD
Tun Dr. Mahathir bin Mohamad (bahasa Melayu: محضير بن محمد, IPA: [maˈhaðɪr bɪn moˈhamad];
lahir 10 Juli 1925) atau lebih dikenal dengan sebutan Tun M adalah
dokter dan politikus senior berkebangsaan Malaysia yang pernah menjabat
sebagai Perdana Menteri Malaysia dari
tahun 1981 sampai 2003 dan kembali terpilih untuk kedua kalinya dari tahun 2018
hingga 2020, menggantikan Najib Razak sekaligus mengakhiri
kekuasaan Barisan
Nasional selama 60 tahun terakhir di Malaysia. Dalam buku
"A Doctor in the House" (bahasa Indonesia: Seorang Dokter di
Rumah), Mahathir menuliskan sebuah pengakuan bahwa tanggal kelahiran sebenarnya
adalah 10 Juli 1925,
tetapi ayahnya mengubah tanggal kelahirannya pada akta kelahiran sebagai 20 Desember 1925 untuk
memudahkan urusan pendaftaran sekolah. Menggunakan kata "Che Det"
sebagai nama pena, ia menulis artikel pertama yang diterbitkan oleh surat
kabar The Straits Times di Singapura pada 20 Juli 1947 yang berjudul
"Malay Women Make Their Own Freedom" (bahasa Indonesia: Perempuan Melayu
Membuat Kebebasan Mereka Sendiri).
Sebagai perdana
menteri, Mahathir telah menjabat selama 22 tahun sejak penobatannya untuk
menggantikan Hussein Onn hingga
menyatakan pensiun dari politik pada tahun 2003. Meski telah berjanji tidak
akan terlibat kembali dalam politik, ia sebenarnya tidak pernah benar-benar
meninggalkan panggung politik dan terus mengungkapkan pendapat yang kuat
melalui blognya, termasuk mengkritik Abdullah Ahmad Badawi dan Najib Razak selama mereka memimpin
pemerintahan. Pada 2016, ia mendirikan Partai
Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) bersama Mukhriz Mahathir dan Muhyiddin Yassin, serta menjabat sebagai ketua
umumnya, sampai pada akhirnya ia kembali memimpin Malaysia sebagai perdana
menteri pada tahun 2018. Mahathir pada tanggal 24 Februari 2020 harus merelakan
jabatannya setelah kehilangan dukungan dari partai yang telah dibentuknya
hingga berujung pada pemberhentian sebagai anggota partai. Ia tetap bersikukuh
membangun kembali partai politik berlandaskan etnis Melayu dengan nama Partai Pejuang
Tanah Air (PEJUANG).
B.
MASA MUDA
Mahathir
Mohamad lahir di No. 18, Lorong Kilang Ais, Seberang Perak, Alor Setar, Kedah yang
merupakan ibukota kesultanan Melayu Kedah ketika protektorat
Inggris pada tanggal 10 Juli 1925 dengan
status anak bungsu dari 10 bersaudara dalam keluarga. Ia terlahir dari kalangan
keluarga yang sederhana dari pasangan Mohammad bin Iskandar dan Wan Tempawan
binti Wan Hanapi. Dalam akte kelahiran, ayahnya mengubah tanggal kelahiran
seluruh saudara kandungnya, termasuk Mahathir menjadi bulan Desember untuk
memudahkan urusan pendaftaran sekolah. Secara aspek terkait kelahiran Mahathir
yang membuat dirinya berbeda dari enam mantan perdana menteri Malaysia lainnya:
ia tidak dilahirkan dalam aristokrasi, keluarga agama, dan juga tokoh
politik terkemuka. Saat ini, rumah kelahirannya diubah menjadi kompleks
rumah kelahiran Mahathir Mohamad dan dibuka untuk umum.
Ayah Mahathir, Mohammad Iskandar
memiliki etnis Melayu Penang berketurunan
Melayu dan India. Kakek dari pihak ayah Mahathir berasal dari Rangunia, Kepresidenan Benggala, Kemaharajaan Britania (sekarang Divisi Chittagong, Bangladesh) dan menikah dengan seorang
perempuan etnis Melayu. Sedangkan ibunya, Wan Tempawan Wan Hanapi
merupakan seorang perempuan berketurunan Melayu dari Kedah. Mohamad adalah
seorang kepala sekolah dasar berstatus sosio-ekonomi yang berarti putrinya
tidak dapat mendaftar di sekolah menengah; sedangkan Wan Tempawan hanya
memiliki hubungan jauh dengan anggota keluarga kerajaan Kedah. Keduanya telah
menikah sebelumnya; Mahathir lahir dengan enam saudara tiri dan dua saudara
kandung.
Ketika sekolah,
Mahathir adalah siswa yang memiliki sifat pekerja keras. Disiplin yang dituntut
oleh ayahnya memotivasi dia untuk belajar, sehingga ia menunjukkan sedikit
minat dalam olahraga. Ia mengenyam pendidikan awal di Sekolah Melayu Seberang
Perak, Alor Setar, Kedah. Setelah lulus, ia kemudian melanjutkan studinya
di Government English School (bahasa Indonesia: Sekolah Bahasa Inggris
Pemerintah) (GES) (sekarang Perguruan Tinggi Sultan Abdul Hamid), Alor Setar
pada tahun 1932. Ketika sekolah-sekolah ditutup pada masa Pendudukan Jepang di
Malaya, ia memulai usaha kecil dengan menjual kopi, pisang goreng,
dan makanan ringan lainnya. Setelah peperangan berakhir, ia lulus dari sekolah
menengah dengan nilai tinggi dan mendaftar untuk menempuh pendidikan tinggi
pada jurusan kedokteran di Sekolah Tinggi Ilmu Kedokteran Raja Edward VII
di Singapura. Mahathir mulai mengenal Siti Hasmah Mohamad
Ali yang juga sesama mahasiswa di fakultas kedokteran. Setelah
lulus dan meraih gelar Ijazah Sarjana Muda Kedokteran dan Pembedahan (MBBS),
Mahathir bekerja sebagai dokter magang di dinas pemerintahan sebelum menikah
dengan Siti Hasmah pada tahun 1956, setelah itu kembali ke Alor Setar pada
tahun berikutnya untuk membuka praktik sendiri. Ia merupakan dokter Melayu
pertama di kota itu yang berhasil meraih kesuksesan. Usai pernikahannya dengan
Siti Hasmah, mereka dikaruniai anak pertama, Marina Mahathir pada tahun 1957, sebelum
hamil tiga anaknya yang lain, lalu mereka juga mengadopsi tiga anak lagi
setelah 28 tahun berikutnya.
C.
PERDANA MENTERI
MALAYSIA
Dalam negeri
Mahathir dilantik sebagai Perdana Menteri
Malaysia pada tanggal 16 Juli 1981 pada usia 56
tahun. Salah satu keputusan pertamanya adalah membebaskan 21 orang yang
dijerat Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri, termasuk
wartawan Samad
Ismail dan mantan wakil menteri kabinet Hussein, Abdullah Ahmad, yang diduga anggota gerakan
komunis bawah tanah. Ia mengangkat sekutu dekatnya, Musa Hitam, sebagai Wakil Perdana Menteri.
Tahun-tahun pertama (1981–1987)
Mahathir mengunjungi Amerika Serikat pada tahun 1984
Mahathir berhati-hati selama dua tahun pertama
memerintah. Ia mengonsolidasikan kekuasaannya sebagai ketua UMNO, lalu perdana
menteri setelah memenangi pemilu 1982. Pada tahun 1983, Mahathir
memulai perseteruan pertama dalam serangkaian perselisihan yang kelak terjadi
antara pemerintah dan kerajaan Malaysia. Posisi Yang di-Pertuan Agong,
kepala negara Malaysia, akan diserahkan ke Idris Shah II dari Perak atau Iskandar dari Johor yang
cukup kontroversial. Mahathir sangat keberatan dengan kedua sultan tersebut.
Keduanya adalah pemimpin aktivis, dan Iskandar sendiri beberapa tahun
sebelumnya dijerat pasal pembunuhan. Mahathir mencoba lebih dulu membatasi
kekuasaan pewaris takhta baru atas pemerintahannya. Ia mengusulkan
amendemen Konstitusi Malaysia ke
parlemen supaya Raja dianggap menyetujui RUU apapun yang belum disetujui oleh
Parlemen dalam kurun 15 hari. Amendemen tersebut juga menyerahkan kekuasaan
menyatakan keadaan darurat dari Raja ke Perdana Menteri. Raja saat itu, Ahmad Shah dari Pahang, menyetujui usulan tersebut, tetapi
menolak setelah ia tahu bahwa usulan tersebut akan menganggap para sultan
menyetujui RUU yang disahkan parlemen negara bagian. Atas dukungan para sultan,
Raja menolak menyetujui amendemen konstitusi yang sudah disahkan
parlemen. Ketika publik menyadari kebuntuan ini dan para sultan menolak
bersepakat dengan pemerintah, Mahathir memimpin demonstrasi di jalanan. Pers
berpihak dengan pemerintah, meski sebagian masyarakat Melayu, termasuk politikus
UMNO konservatif, dan bahkan sebagian besar masyarakat Tionghoa mendukung
sultan. Krisis mereda setelah lima bulan karena Mahathir dan para sultan saling
bersepakat. Hak Raja untuk menyatakan keadaan darurat akan dipertahankan,
tetapi apabila ia menolak menyetujui RUU, RUU tersebut akan dikembalikan ke
Parlemen sehingga veto Raja tidak berlaku.
Di bidang ekonomi, Mahathir mewarisi Dasar Ekonomi Baru dari
pendahulunya yang dirancang untuk memperbaiki posisi ekonomi bumiputera (suku
Melayu dan pribumi Malaysia) melalui tindakan afirmatif di berbagai sektor
seperti kepemilikan perusahaan dan penerimaaan mahasiswa baru. Mahathir juga
secara aktif mendorong privatisasi BUMN sejak awal 1980-an. Alasannya, pemimpin
negara lainnya seperti Margaret Thatcher menerapkan ekonomi
liberal dan ia merasa perpaduan ekonomi liberal dan tindakan afirmatif bagi
bumiputera dapat menciptakan kesempatan ekonomi bagi usaha-usaha bumiputera. Pemerintahannya
memprivatisasi maskapai penerbangan, sarana umum, dan telekomunikasi. Sekitar
50 BUMN diprivatisasi setiap tahun pada pertengahan 1990-an. Meski privatisasi
secara umum memperbaiki kondisi kerja karyawan Malaysia di berbagai sektor
industri dan menaikkan pemasukan pemerintah, banyak privatisasi yang terjadi
tanpa proses tender terbuka dan menguntungkan orang-orang Melayu pendukung
UMNO. Salah satu proyek infrastruktur terkenal waktu itu adalah
pembangunan Lebuhraya Utara–Selatan, jalan tol yang
membentang dari perbatasan Thailand ke SIngapura; kontrak pembangunan jalan tol
ini diberikan kepada sayap bisnis UMNO. Mahathir memimpin pendirian produsen
mobil Proton, hasil usaha patungan antara pemerintah
Malaysia dan Mitsubishi. Pada akhir
1980-an, dengan bantuan tarif protektif, Proton menjelma dari perusahaan merugi
menjadi produsen mobil terbesar di Asia Tenggara.
Pada awal masa pemerintahannya, suku Melayu mengalami
kebangkitan Islam. Orang Melayu semakin taat dan konservatif. Setelah bergabung
dengan koalisi UMNO tahun 1970-an, PAS mengambil sikap Islamis di bawah
pimpinan sosok yang mengalahkan Mahathir dalam pemilu legislatif 1969, Yusof
Rawa. Mahathir mencoba mengumpulkan dukungan masyarakat konservatif
dengan mendirikan lembaga-lembaga Islam seperti International Islamic University of Malaysia yang
memperkenalkan pendidikan Islam di bawah pengawasan pemerintah. Keputusannya
membuat Anwar Ibrahim,
ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM),
bergabung dengan UMNO. Pemerintahan Mahathir mengambil tindakan keras terhadap
pendukung Islamisme ekstrem. Ibrahim Libya, pemimpin Islamis populer, tewas
dalam baku
tembak polisi tahun 1985; Al-Arqam,
sebuah aliran Islam, dilarang berdiri dan ketuanya, Ashaari
Mohammad, ditangkap dan dijerat Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri.
Mahathir mengalahkan PAS pada pemilu 1986 dengan memenangi 83 dari 84 kursi;
PAS hanya diwakili oleh satu anggota parlemen.[
Pelaksanaan kekuasaan (1987–1990)
Bayangan dominasi politik Mahathir usai pemilu 1986
tidak berlangsung lama. Pada tahun 1987, Tengku Razaleigh
Hamzah menantang Mahathir dalam perebutan kursi presiden UMNO
dan perdana menteri. Karier Razaleigh semakin memburuk di era Mahathir. Ia
diturunkan dari Menteri Keuangan menjadi Menteri Perdagangan dan Industri.
Razaleigh didukung oleh Musa yang setahun sebelumnya mundur dari jabatan wakil
perdana menteri. Meski Musa dan Mahathir awalnya sekutu dekat, keduanya
berselisih pada masa pemerintahan Mahathir. Musa mengklaim bahwa Mahathir tidak
lagi memercayainya. Razaleigh dan Musa bertarung merebut jabatan presiden dan
wakil presiden UMNO melawan Mahathir dan wakilnya yang baru, Ghafar Baba. Kedua pasangan ini masing-masing
dikenal dengan sebutan Tim B dan Tim A. Tim A Mahathir didukung pers, sebagian
besar pejabat tinggi partai, dan bahkan Iskandar,
kini Raja Malaysia, tetapi beberapa tokoh penting seperti Abdullah Ahmad Badawi mendukung
Tim B. Dalam pemilu tanggal 24 April 1987, Tim A menang. Mahathir terpilih lagi
dengan selisih kecil. Ia mendapat 761 suara delegasi partai, sedangkan
Razaleigh mendapat 718. Ghafar Baba mengalahkan
Musa dengan selisih yang agak besar. Mahathir kemudian memecat tujuh pendukung
Tim B dari kementeriannya, sedangkan Tim B menolak mengakui kekalahan dan
mengajukan gugatan hukum. Pada Februari 1988, Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa UMNO
adalah organisasi ilegal karena sebagian cabangnya tidak terdaftar secara
resmi. Setiap faksi berlomba mendaftarkan partai baru dengan nama UMNO.
Kubu Mahathir berhasil mendaftarkan nama "UMNO Baru", sedangkan
permohonan pendaftaran "UMNO Malaysia" oleh Tim B ditolak. UMNO
Malaysia, di bawah kepemimpinan Tengku Razaleigh
Hamzah dan didukung mantan PM Abdul Rahman dan Hussein,
memutuskan mendirikan partai Semangat 46.
Setelah selamat dari krisis politik, setidaknya
sementara, Mahathir mulai menantang cabang yudisial. Ia khawatir putusan
pendaftaran UMNO Baru akan dibatalkan oleh banding Tim B. Ia merumuskan
amendemen konstitusi lewat parlemen yang menghapus kekuasaan Pengadilan Tinggi
untuk melakukan peninjauan hukum. Kini, Pengadilan Tinggi hanya bisa memproses
peninjauan hukum sesuai undang-undang khusus yang mengatur kekuasaan
tersebut.Presiden Mahkamah Agung, Salleh Abas, menanggapinya dengan mengirim
nota protes ke Raja. Mahathir kemudian membebastugaskan Salleh atas
"penyalah gunaan kekuasaan parah" karena surat tersebut merupakan
pelanggaran protokol. Pengadilan yang dibentuk Mahathir menyatakan Salleh
bersalah dan menyarankan kepada Raja agar Salleh dipecat. Lima hakim lain
mendukung Salleh dan juga dibebastugaskan oleh Mahathir. Pengadilan baru
menolak banding Tim B sehingga faksi Mahathir bisa mempertahankan nama UMNO.
Menurut Milne dan Mauzy, peristiwa ini menghancurkan independensi kehakiman
Malaysia.
Mahathir mengalami serangan jantung pada awal 1989, tetapi
segera pulih dan memimpin Barisan Nasional menuju kemenangan pada pemilu 1990. Semangat 46 gagal merebut kursi
di luar negara bagian Kelantan, kampung Razaleigh. Sejak itu, Musa bergabung
lagi dengan UMNO
Pembangunan ekonomi dan krisis keuangan
(1990–1998)
Berakhirnya Dasar Ekonomi Baru (DEB)
tahun 1990 membuka kesempatan bagi Mahathir untuk menetapkan visi ekonomi
Malaysia. Pada tahun 1991, ia meresmikan Wawasan 2020 yang menggariskan rencana
Malaysia menjadi negara maju dalam kurun 30 tahun. Pencapaian sasaran ini
memerlukan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar tujuh persen produk domestik
bruto per tahun. Salah satu rencana Wawasan 2020 adalah melenyapkan batas
kesukuan secara bertahap. Wawasan 2020 dilengkapi oleh pengganti DEB, Dasar
Pembangunan Nasional (DPN). Menurut DPN, program-program
pemerintah yang sebelumnya dirancang untuk mengutamakan bumiputera akan dibuka
bagi suku-suku lain. DPN berhasil mencapai salah satu sasaran utamanya,
yaitu pengentasan kemiskinan. Tahun 1995, kurang dari sembilan persen penduduk
Malaysia hidup miskin dan kesenjangan upah semakin menyusut. Pemerintahan
Mahathir memangkas pajak perusahaan dan membebaskan aturan keuangan demi
menarik investasi asing. Ekonomi tumbuh lebih dari sembilan persen per tahun
sampai 1997. Negara berkembang lainnya pun mencoba meniru kebijakan Mahathir. Sebagian
besar pertumbuhan ekonomi Malaysia tahun 1990-an adalah hasil kebijakan Anwar Ibrahim; ia diangkat sebagai menteri
keuangan tahun 1991. Pemerintah menikmati pertumbuhan ekonomi ini dan
memenangi pemilu 1995 dengan penambahan suara
mayoritas.
Mahathir merintis sejumlah proyek infrastruktur besar
pada tahun 1990-an. Salah satunya adalah Multimedia
Super Corridor, sebuah kawasan di selatan Kuala Lumpur yang dirancang untuk
industri teknologi informasi. Namun, proyek ini gagal menggaet investasi yang
diharapkan. Proyek lainnya adalah pembangunan Putrajaya sebagai pusat pelayanan publik
Malaysia dan memboyong Formula One Grand Prix ke Sepang. Salah satu pembangunan paling
kontroversial era Mahathir adalah Bendungan Bakun di Sarawak. Proyek hidroelektrik ini bertujuan
mengalirkan listrik melintasi Laut Cina Selatan untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Semenanjung Malaysia. Pembangunan dihentikan akibat krisis keuangan
Asia.
Pemandangan Menara Kembar
Petronas dan pusat bisnis Kuala Lumpur, bukti perubahan ekonomi Malaysia
yang fenomenal di bawah pemerintahan Mahathir.
Krisis keuangan mengancam Malaysia. Nilai ringgit terjun bebas akibat spekulasi
mata uang, investasi asing keluar, dan indeks bursa efek utama jatuh lebih dari
75 persen. Atas desakan Dana Moneter
Internasional (IMF), pemerintah memangkas belanja pemerintah
dan menaikkan suku bunga, tetapi malah memperparah situasi ekonomi. Pada tahun
1998, Mahathir membatalkan kebijakan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap
IMF dan wakilnya sendiri, Anwar. Ia menaikkan belanja pemerintah dan
memperbaiki nilai ringgit terhadap dolar AS. Hasilnya mengejutkan para
kritikusnya dan IMF. Malaysia pulih dari krisis keuangan lebih cepat daripada
negara-negara tetangganya di Asia Tenggara. Di dalam
negeri, ini merupakan kemenangan politik. Di tengah krisis ekonomi
1998, Mahathir memecat Anwar dari jabatan menteri keuangan dan wakil perdana
menteri. Mahathir kini dapat mengklaim bahwa ia menyelamatkan ekonomi negara
dari kebijakan-kebijakan Anwar.
Dalam dasawarsa kedua masa pemerintahannya, Mahathir
kembali berselisih dengan kerajaan Malaysia. Pada tahun 1992, putra Sultan
Iskandar, pemain hoki, dilarang
mengikuti kejuaraan selama lima tahun karena menyerang lawan. Iskandar kemudian
menarik semua tim hoki Johor dari kejuaraan nasional. Ketika keputusannya
dikritik oleh seorang pelatih setempat, Iskandar memintanya datang ke istana
dan memukulnya. Parlemen federal dengan suara bulat memprotes kelakuan Iskandar.
Mahathir memanfaatkan kesempatan ini untuk menghapus kekebalan konstitusional
sultan dari gugatan pidana dan perdata. Pers pun mendukung Mahathir dan mulai
menerbitkan berbagai keburukan anggota keluarga kerajaan Malaysia. Setelah pers
mengungkapkan kekayaan kerajaan yang sangat mewah, Mahathir memutuskan memotong
pasokan keuangan kerajaan. Karena pers dan pemerintah bersatu melawan kerajaan,
para sultan tunduk pada tuntutan pemerintah. Hak kerajaan untuk menolak
menyetujui undang-undang dibatasi oleh amendemen konstitusi tahun 1994. Dengan
lenyapnya status dan kekuasaan kerajaan Malaysia, Wain menulis bahwa pada
pertengahan 1990-an Mahathir telah menjelma menjadi "raja Malaysia tanpa
mahkota".
Mengundurkan diri sebagai perdana menteri
dan pensiun
Mahathir dalam penyambutan
Presiden Rusia Vladimir Putin,
2003.
Mahathir bersama Presiden Rusia
Vladimir Putin, 2003.
Pada musyawarah nasional UMNO tahun 2002, Mahathir
mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri,
tetapi para pendukungnya segera naik panggung dan memintanya tetap menjabat. Ia
memastikan akan pensiun pada Oktober 2003 agar bisa mempersiapkan peralihan
kekuasaan ke penggantinya, Abdullah Ahmad Badawi.
Dengan masa jabatan 22 tahun, Mahathir merupakan pemimpin terpilih dengan masa
jabatan terlama di dunia. Ia masih menjadi perdana menteri dengan masa
jabatan terlama di Malaysia.
Hubungan luar negeri
Sepanjang masa pemerintahan Mahathir, hubungan
Malaysia dengan Barat baik-baik saja walaupun Mahathir dikenal sebagai kritikus
paling vokal. Pada awal pemerintahannya, perselisihan sepele dengan Britania
Raya terkait biaya kuliah memancing Mahathir untuk menyerukan boikot
barang-barang Britania, sebuah kampanye yang dikenal dengan nama "Buy
British Last". Persoalan ini mendorong pencarian model pembangunan di
Asia, khususnya Jepang. Ini merupakan awal dari Kebijakan Melihat ke Timur yang digagas
Mahathir. Meski persoalan ini diselesaikan oleh Perdana Menteri Margaret Thatcher, Mahathir terus
mengutamakan model pembangunan Asia
daripada Barat. Ia mengkritik standar ganda negara-negara Barat.
Amerika Serikat
Mahathir menyambut Menteri Pertahanan AS William Cohen di Kuala Lumpur tahun 1998
pada Konferensi Dialog Pasifik.
Mahathir selalu mengkritik kebijakan luar negeri Amerika Serikat secara
terbuka. Namun demikian, hubungan antara kedua negara tetap positif dan
Amerika Serikat merupakan sumber investasi asing terbesar sekaligus pelanggan
terbesar Malaysia pada masa pemerintahan Mahathir. Selain itu, perwira militer
Malaysia rutin latihan bersama militer Amerika Serikat lewat program
International Military Education And Training (IMET).
BBC melaporkan bahwa hubungan dengan
Amerika Serikat memburuk pada tahun 1998, ketika Wakil Presiden AS Al Gore berpidato di konferensi Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC) di Kuala Lumpur:
Demokrasi memberikan legitimasi yang diperlukan oleh
reformasi supaya berjalan efektif. Karena itu, di antara negara-negara yang
mengalami krisis ekonomi, kami selalu mendengar tuntutan demokrasi, tuntutan
reformasi, dalam berbagai bahasa – People Power, doi moi, reformasi. Kami
mendengar seruan itu hari ini – di sini, saat ini – dari masyarakat Malaysia
yang pemberani.
Gore dan Amerika Serikat memprotes penahanan wakil
perdana menteri Mahathir, Anwar Ibrahim, dan mencapnya "persidangan
semu". US News and World
Report menjuluki persidangan tersebut "hiburan
murahan".[56] Selain itu, Anwar merupakan
pendukung kebijakan ekonomi IMF yang meliputi kenaikan suku bunga. Sebuah
artikel di Malaysia Today mencantumkan bahwa, "komentar
Gore adalah serangan nyata terhadap Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad,
dan pemerintahan-pemerintahan lain, termasuk Jepang, yang menolak tuntutan
reformasi pasar Amerika Serikat".[57] Desakan reformasi Gore yang
mencakup pergantian kekuasaan merupakan anatema bagi Mahathir. Ia berkomentar
bahwa, "Saya belum pernah menemui orang sekasar ini". Ini merupakan
gambaran harapan orang Malaysia bahwa tamu tidak boleh menjelek-jelekkan tuan
rumah.[58]
Akan tetapi, pandangan Mahathir memang tidak bisa
digoyahkan sebelum APEC. Contohnya, dalam pidato KTT ASEAN tahun
1997, ia mengutuk Deklarasi
Hak Asasi Manusia Universal dan mencapnya sebagai instrumen
opresif Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memaksakan nilai-nilai
mereka kepada bangsa Asia. Ia
menambahkan bahwa bangsa Asia lebih memerlukan kestabilan dan pertumbuhan
ekonomi daripada kebebasan sipil.
Pernyataan ini membuat dirinya tidak disukai Menteri Luar Negeri Amerika
Serikat, Madeleine Albright,
yang juga hadir dalam KTT itu.
Hubungan kedua negara sama-sama tidak stabil. Usai
pemecatan dan penahanan Anwar, Madeleine Albright menjenguk istri Anwar.
Mahathir sendiri menjadikan Amerika Serikat sebagai alasan kebijakannya.
Terkait penahanan politik tanpa persidangan di Malaysia, ia mengatakan,
"Berbagai peristiwa di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pemerintah mereka
memiliki kekuasaan khusus yang bisa dilaksanakan untuk melindungi publik demi
kemaslahatan bersama."
Di sisi lain, pemerintah Amerika Serikat mengkritik
pemerintah Malaysia atas penerapan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri. Pada
tahun 2001, Presiden George W. Bush menyatakan,
"Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri adalah hukum yang kejam. Setiap
negara tidak boleh menerapkan hukum yang mengizinkan penahanan tanpa
peradilan." Tahun 2004, Bush berubah sikap dan mengatakan, "Kita
tidak bisa semerta-merta mencap Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri Malaysia
sebagai hukum yang kejam."
Mahathir Mohamad saat
memberikan pidato dalam Sidang Umum PBB, 2003.
Invasi Irak 2003 memancing keributan
antara kedua negara. Mahathir mengkritik habis-habisan Presiden George W. Bush karena bertindak tanpa
mandat PBB. Meski demikian, hubungan antara kedua negara tetap kuat. Sidang
dengar pendapat subkomite DPR Amerika Serikat tahun 2003 (Serial No. 108–21)
tentang kebijakan Amerika Serikat terhadap Asia Tenggara menyatakan bahwa,
"Meski Perdana Menteri Mahathir kadang melontarkan pernyataan publik yang
serampangan, kerja sama A.S.-Malaysia tetap kuat di berbagai bidang seperti
pendidikan, perdagangan, hubungan militer, dan kontraterorisme."
Dalam wawancara, ia
memprediksi kemenangan George W. Bush dalam pilpres
Amerika Serikat 2004.
Singapura
Mahathir adalah alumnus fakultas kedokteran Universiti
Malaya yang terletak di Singapura pada masa pemerintahan Britania Raya (kampus
Universiti Malaya di Singapura kini berubah nama menjadi National
University of Singapore, sedangkan kampus di Kuala Lumpur
tetap Universiti Malaya).
Ia lulus dari King Edward VII Medical College pada tahun 1953.
Hubungan luar negeri dengan Singapura pada masa
pemerintahan Mahathir cenderung tegang. Banyak sengketa yang sampai saat ini
belum terselesaikan. Sebagian besar isu internasional ini diangkat ketika
Mahathir berkuasa, tetapi belum ada upaya penyelesaian secara bilateral.
Isu-isu tersebut adalah:
rendahnya harga air baku yang dibayarkan Singapura ke
Malaysia (3 sen Malaysia atau US$0,008 per 1000 galon);
rencana penggantian Causeway dengan jembatan gantung untuk memperbaiki arus
air di Selat Johor (dibatalkan
oleh pengganti Mahathir, Abdullah Ahmad Badawi);
reklamasi lahan Singapura yang berdampak
pada akses kapal ke Pelabuhan Tanjung
Pelepas;
penggunaan ruang
udara Malaysia oleh Angkatan
Udara Republik Singapura;
status Pulau Pedra Branca (atau
Pulau Batu Putih) diangkat di Mahkamah
Internasional dan kini dimiliki oleh Singapura;
kedaulatan tanah rel kereta
api Malaysia di Singapura dan Points of Agreement.
pembatalan perdagangan konter CLOB (Central Limit
Order Book) tanpa batas waktu selama krisis keuangan
Asia 1997 yang membekukan saham senilai US$4,47 miliar dan
merugikan 172.000 investor, sebagian besar warga negara SingapuraDi sisi lain,
Singapura-Malaysia menandatangani kesepakatan pada tahun 1988 dan Mahathir
membangun Bendungan
Linggui di Sungai
Johor dan memasok air baku ke Singapura. Lee dan Mahathir
mengumumkan rencana pembangunan pipa gas alam dari Terengganu ke Singapura.
Pipa ini rampung 10 tahun kemudian pada Januari 1992.
Mahathir menulis sebuah artikel di blognya, chedet.cc,
berjudul "Kuan Yew and
I". Ia mengungkapkan rasa sedihnya atas wafatnya Lee. Ia mengaku sering
berseteru dengan pemimpin ulung Singapura tersebut, tetapi tidak ada permusuhan
kecuali perbedaan pandangan mengenai jalan yang patut ditempuh bagi Singapura
untuk maju ke depan. Ia kemudian menulis bahwa ASEAN kehilangan
pemimpin kuat setelah Lee Kuan Yew dan Suharto.[64] Sejumlah analis politik yakin
bahwa Mahathir merupakan "penjaga tua" Asia Tenggara yang terakhir. Pada
April 2016, peringatan satu tahun kematian Lee Kuan Yew, Mahathir mengatakan
kepada media bahwa rakyat Singapura harus mengakui sumbangsih dan pengorbanan
Lee Kuan Yew karena Lee adalah pemicu kesuksesan Singapura saat ini. Mahathir
mengatakan bahwa Lee mengubah Singapura menjadi pusat keuangan dengan pelabuhan
kelas dunia dan penghubung jalur penerbangan dunia. Ia juga mengatakan bahwa
Lee punya pemikiran sendiri dan tidak bisa dibandingkan dengan Malaysia.
Bosnia-Herzegovina
Bulan purnama di pusat
kota Kuala Lumpur.
Di Bosnia-Herzegovina,
Mahathir dikenal sebagai sekutu yang berpengaruh. Ia mengunjungi Sarajevo pada bulan Juni 2005 untuk
membuka jembatan dekat Bosmal
City Center yang menandakan persahabatan antara bangsa Malaysia
dan Bosnia.
Ia melakukan kunjungan tiga
hari ke Visoko untuk melihat Piramida
Matahari Bosnia pada bulan Juli 2006. Ia berkunjung lagi
beberapa bulan kemudian.
Pada Februari 2007, empat lembaga
non-pemerintah, Sekolah Sains dan Teknologi Sarajevo, Kongres
Intelektual Bosniak, Dewan Sipil Serbia, dan Dewan Nasional Kroasia, mencalonkan Mahathir sebagai
penerima Hadiah Nobel
Perdamaian 2007 atas keterlibatannya dalam penyelesaian konflik
Bosnia.
Pada tanggal 22
Juni 2007, ia kembali mengunjungi Sarajevo bersama sejumlah pebisnis Malaysia
untuk mempelajari peluang investasi di sana. Tanggal 11 November 2009, ia
memimpin rapat tertutup Malaysia Global Business Forum–Bosnia yang dihadiri
investor-investor besar dan presiden Haris
Silajdžić.
Negara-negara berkembang
Mahathir dihormati di negara-negara berkembang
dan negara Islam, khususnya
atas pertumbuhan ekonomi Malaysia yang pesar serta dukungannya terhadap
nilai-nilai Muslim liberal. Sejumlah pemimpin negara seperti Presiden Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev,
memuji Mahathir dan mencoba meniru resep pembangunan Mahathir. Ia adalah salah
satu pemimpin yang aktif menyuarakan isu-isu negara berkembang dan sangat
mendukung perbaikan kesenjangan
Utara-Selatan serta mendorong pembangunan negara-negara Islam.
Ia memegang komitmen berbagai blok non-NATO seperti ASEAN, G77, Gerakan Non-Blok, Organisasi Negara-Negara
Islam, dan G22.
D.
KEMBALI KE POLITIK
Usai skandal
1Malaysia Development Berhad tahun 2015, Mahathir lantang
mengkritik pemerintahan Najib Razak, bahkan
lebih keras daripada Abdullah. Ia berulang-ulang meminta Najib mundur. Pada
30 Agustus 2015, ia dan istrinya, Siti Hasmah,
menghadiri demonstrasi Bersih 4 bersama
puluhan ribu orang lainnya yang menuntut Najib mundur. Pada tahun 2016,
Mahathir memulai serangkaian unjuk rasa yang menghasilkan Deklarasi Rakyat Malaysia atas
bantuan Pakatan Harapan dan
berbagai LSM untuk menggulingkan Najib Razak. Najib menanggapi tuduhan
korupsi dengan memperkuat kekuasaannya dengan mengganti wakil perdana
menterinya, menutup dua surat kabar, dan mengusulkan RUU Dewan Keamanan Nasional yang memberi
kekuasaan tambahan bagi perdana menteri. Pada Juni 2016, Mahathir juga
aktif mendukung calon Partai Amanah Negara dari
Pakatan Harapan pada pemilihan umum daerah Sungai Besar 2016 dan pemilihan umum daerah Kuala Kangsar 2016.
Pada tahun 2017, Mahathir mendirikan
partai politik baru dan bergabung dengan Pakatan Harapan. Ia diusung sebagai calon
ketua partai dan perdana menteri mewakili
Pakatan Harapan.
Pencalonan 2018
Pada 8 Januari
2018, Mahathir dinyatakan sebagai calon perdana menteri aliansi oposisi Pakatan Harapan dalam pemilu 9 Mei
2018, melawan mantan sekutunya, Najib Razak. Wan Azizah Wan Ismail,
istri mantan musuh politiknya, Anwar Ibrahim, akan menjadi wakil perdana
menteri. Apabila menang, Mahathir akan menjadi kepala negara atau
pemerintahan tertua di dunia. Menurut hasil pemilu tanggal 10 Mei 2018, Pakatan Harapan mengklaim menang sehingga
Mahathir diangkat lagi menjadi perdana menteri, sesuatu yang belum pernah
terjadi sebelumnya di Malaysia. Pelantikannya dijadwalkan pada pukul 21:00 pada
hari yang sama. Ia akan mengampuni Anwar supaya Anwar bisa menjadi penggantinya.
Pada 8 Februari 2018, Kerajaan Kelantan mencabut penghargaan Darjah
Kerabat Al-Yunusi (DK Kelantan) dari Mahathir.
E.
MASA PEMERINTAHAN KEDUA
Usai kemenangan bersejarah koalisi oposisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Mahathir pada 9 Mei 2018, Najib Razak, calon perdana menteri dari koalisi petahana Barisan Nasional, dinyatakan kalah dan mengakhiri masa
pemerintahan sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-6. Ia berharap untuk segera
dilantik sebagai perdana menteri pada pukul 5 sore. Mahathir dilantik
sebagai Perdana Menteri pada pukul 17:00 keesokan harinya. Kekhawatiran
mengenai peralihan kekuasaan bermunculan setelah Najib Razak menyatakan bahwa
tidak ada partai yang mendapat suara mayoritas mutlak (karena koalisi oposisi
bertarung sebagai partai terpisah yang bersekutu dan tidak diterima sebagai koalisi
tunggal oleh Suruhanjaya Pilihan Raya; SPR diyakini berada di bawah pengaruh
Najib) sehingga penunjukan perdana menteri berada di tangan Yang di-Pertuan
Agong. Namun demikian, Istana Negara Malaysia langsung mengeluarkan pernyataan resmi yang
membenarkan bahwa Mahathir Mohamad akan dilantik sebagai Perdana Menteri
Malaysia ke-7 pada pukul 21:30 tanggal 10 Mei 2018 dan membantah dugaan
penundaan pelantikan.
Sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-7, Mahathir
adalah pemimpin negara petahana tertua di dunia (92 tahun, 304 hari), disusul oleh
Ratu Elizabeth II (92 tahun, 19 hari). Ia juga merupakan pemimpin negara tertua ke-10 sepanjang sejarah. Sesuai rencana asli Pakatan Harapan, Wan Azizah Wan
Ismail, istri Anwar Ibrahim, akan menjadi wakilnya sekaligus Wakil Perdana
Menteri perempuan pertama. Setelah diangkat sebagai Perdana Menteri,
Mahathir berjanji akan "menegakkan aturan hukum" dan memulai
penyelidikan menyeluruh dan transparan terhadap skandal
1Malaysia Development Berhad yang diduga dilakukan oleh Perdana Menteri
sebelumnya. Menurut Mahathir, apabila Najib terbukti bersalah, ia akan
menghadapi konsekuensinya.
F. WARISAN
Atas
upayanya mendorong pembangunan ekonomi negara, Mahathir dijuluki Bapa
Pemodenan (Bapak Modernisasi).
Kediaman resmi Mahathir, Seri Perdana, yang dihuni sejak 23 Agustus
1983 sampai 18 Oktober 1999, diubah menjadi museum (Galeria Sri Perdana).
Sesuai prinsip pelestarian sejarah, rancangan dan tata Sri Perdana
dipertahankan.
Mantan Menteri Hukum de
facto Zaid
Ibrahim menulis dalam memoarnya, "Dalam hati saya, saya
tidak bisa menerima tuduhan bahwa Dr Mahathir adalah orang yang korup. Orang
korup tidak pernah berani bicara selantang Dr Mahathir. Kekayaan bukan
motivasinya. Ia hanya ingin berkuasa."
Dua putra Mahathir terjun ke politik. Mokhzani adalah pejabat senior UMNO
Youth, lalu keluar dan mengurus karier bisnisnya. Mukhriz terpilih sebagai anggota parlemen
pada tahun 2008. Tahun 2013, Mukhriz menjadi Menteri
Besar Kedah.
Dalam biografi Mahathir tahun 2010,
Wain menulis:
Naiknya standar
hidup serta upaya Dr. Mahathir membangun gedung-gedung ikonik dan
mempertahankan kepentingan Malaysia telah membangkitkan identitas, kebanggaan,
dan kepercayaan diri bangsa yang belum pernah ada sebelumnya. Ia menjadikan
Malaysia negara yang diperhitungkan di peta dunia dan sebagian besar
penduduknya puas.... [Namun], ia tidak bisa mengelak dari berbagai persoalan
yang berpeluang menjangkiti masyarakat Malaysia di masa depan, mulai dari Islamisasi
sampai korupsi dan kesenjangan ekonomi. Meski ia mempersatukan Malaysia selama
22 tahun, sistem politik-administrasi melemah dan memburuk di bawah
pemerintahan Mahathir.
G.
KONDISI KESEHATAN
Mahathir pernah
menjalani operasi pemintas koroner dan menjalani pembedahan di Rumah Sakit Umum
Kuala Lumpur pada tanggal 24 Januari 1989. Selain itu, ia juga memiliki
riwayat serangan jantung setelah
pembuluh darah arteri mengalami penyumbatan dan dilarikan ke Institut Jantung
Negara pada tanggal 9 November 2006. Kesulitan bernapas juga pernah dialaminya
hingga dilakukan perawatan medis di ruang instalasi rawat
intensif (ICU) Rumah Sakit Langkawi. Pada operasi pembuluh
darah arteri kedua dilakukan pada tanggal 4 September 2007 di Institut Jantung
Negara selama lima jam dan dipimpin oleh para ahli jantung terkemuka. Beberapa
hari kemudian tepatnya 15 September 2007, ia dilarikan ke instalasi rawat
intensif untuk perawatan lebih lanjut.
Pada 2 Oktober 2010 malam,
dikonfirmasi oleh staf khususnya, Sufi Yusof bahwa Mahathir dirawat di Rumah
Sakit Epworth, Melbourne, Australia dikarenakan mengalami batuk dan
flu. Saat itu, Mahathir mendatangi Melbourne untuk berbicara dalam sebuah
seminar tentang pembangunan manusia yang diselenggarakan oleh Klub UMNO
Australia Melbourne di Universitas Melbourne.
Kemudian pada 9 Februari 2018, ia dirawat di Institut Jantung Negara di Kuala Lumpur setelah mengalami infeksi
dada dan batuk.
H.
HASIL PEMILIHAN
Tahun |
Daerah pemilihan |
Suara |
Persen |
Opponent(s) |
Suara |
Persen |
Surat suara |
Mayoritas |
Pemilih hadir |
|||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
12,406 |
60.22% |
Mohd. Sha'ari Abd.
Shukor (PAS) |
8,196 |
39.78% |
21,440 |
4,210 |
82.8% |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
12,032 |
48.03% |
13,021 |
51.97% |
25,679 |
989 |
78.6% |
|||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tidak ada |
Tanpa lawan |
Tidak ada |
Tidak ada |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
18,198 |
64.64% |
Halim Arshat (PAS) |
9,953 |
35.36% |
Tidak diketahui |
8,245 |
78.36% |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
24,524 |
73.67% |
8,763 |
26.33% |
34,340 |
15,761 |
78.79% |
|||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
25,452 |
71.48% |
Azizan Ismail (PAS) |
10,154 |
28.52% |
36,409 |
15,298 |
74.21% |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
30,681 |
78.07% |
Sudin Wahab (S46) |
8,619 |
21.93% |
40,570 |
22,062 |
77.51% |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
24,495 |
77.12% |
Ahmad Mohd Alim (PAS) |
7,269 |
22.88% |
33,010 |
17,226 |
73.61% |
||||
Mahathir Mohamad (UMNO) |
22,399 |
63.22% |
Ahmad Subki Abd.
Latif (PAS) |
12,261 |
34.61% |
36,106 |
10,138 |
78.62% |
||||
Mahathir Mohamad (PPBM) |
18,954 |
54.90% |
10,061 |
29.14% |
34,527 |
8,893 |
80.87% |
|||||
Zubir Ahmad (PAS) |
5,512 |
15.96% |
I.
BUKU
·
The Malay Dilemma (1970) ISBN 981-204-355-1
·
The Challenge,(1986) ISBN 967-978-091-0
·
Regionalism, Globalism, and Spheres of Influence:
ASEAN and the Challenge of Change into the 21st century (1989) ISBN 981-3035-49-8
·
The Pacific Rim in the 21st century,(1995)
·
The Challenges of Turmoil, (1998) ISBN 967-978-652-8
·
The Way Forward, (1998) ISBN 0-297-84229-3
·
A New Deal for Asia, (1999)
·
Islam & The Muslim Ummah, (2001) ISBN 967-978-738-9
·
Globalisation and the New Realities (2002)
·
Reflections on Asia, (2002) ISBN 967-978-813-X
·
The Malaysian Currency Crisis: How and why it Happened,(2003) ISBN 967-978-756-7
·
Achieving True Globalization, (2004) ISBN 967-978-904-7
·
Islam, Knowledge, and Other Affairs, (2006) ISBN 983-3698-03-4
·
Principles of Public Administration: An Introduction,
(2007) ISBN 978-983-195-253-5
·
Chedet.com Blog Merentasi Halangan (Bilingual),
(2008) ISBN 967-969-589-1
·
A Doctor in the House: The Memoirs of Tun Dr Mahathir
Mohamad, 8 Maret 2011 ISBN 9789675997228.
·
Doktor Umum: Memoir Tun Dr. Mahathir Mohamad, 30 April
2012 ISBN 9789674150259. Buku ini
adalah versi bahasa Malaysia dari memoar larisnya yang berjudul "A Doctor
in the House".
CATATAN KAKI / RUJUKAN REFRENSI
·
Catatan[^ Mahathir
Mohamad menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok terhitung
sejak 20 Februari 2003 hingga 31 Oktober 2003.
·
Keterangan^ Abdul Rahman, Hussein Onn, dan Abdul Razak adalah
bangsawan atau memiliki keturunan kerajaan,[6] termasuk
putra Abdul Razak, Najib. Ayah dan kakek Abdullah Ahmad Badawi dan Muhyiddin Yassin merupakan
tokoh agama terkemuka.[7]
·
Sitiran
·
^ "Mahathir
Mohamad Bio Height Wife Wiki & Family". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-14. Diakses
tanggal 2019-12-09.
·
^ "It's
official, Dr M is Malaysia's seventh PM... and the world's oldest". The Star (dalam bahasa Inggris).
2018-05-10. Diakses tanggal 2021-09-27.
·
^ "The
never-ending political game of Malaysia's Mahathir Mohamad". Brookings (dalam bahasa Inggris).
2020-10-30. Diakses tanggal 2021-09-28.
·
^ "Mahathir
launches new political party Pejuang". The Straits
Times (dalam bahasa Inggris). 2020-08-14. Diakses
tanggal 2021-09-28.
·
^ Perlez, Jane (2003-11-02). "New
Malaysian Leader's Style Stirs Optimism". New York Times. Diakses
tanggal 2021-09-28.
·
^ "Mahathir's
Birthplace or 'Rumah Kelahiran Mahathir' | Tourism Malaysia".
Diarsipkan dari versi asli tanggal
2019-07-28. Diakses tanggal 2020-02-15.
·
^ "Tun M,
Father of Modern Malaysia | New Straits Times | Malaysia General Business
Sports and Lifestyle News". 2018-06-17. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2019-08-17. Diakses tanggal 2021-09-28.
·
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref>
tidak sah; tidak ditemukan
teks untuk ref bernama Wain8
·
^ Kaur, Kirat (2019-07-12). "5 Amazing
Things about Dr Siti Hasmah you should know". The Rakyat Post. Diakses
tanggal 2021-09-28.
·
^ "The exotic
doctor calls it a day". The Economist. 3 November 2003. Diakses
tanggal 4
February 2011.
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 28
·
^ Sankaran &
Hamdan 1988, hlm. 18–20
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 30–31
·
^ Branigin, William (29 December 1992). "Malaysia's Monarchs
of Mayhem; Accused of Murder and More, Sultans Rule Disloyal
Subjects". The Washington Post.
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 32
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 51–54
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 56
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 57
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 57–59
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 80–89
·
^ Sankaran &
Hamdan 1988, hlm. 50
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 40–43
·
^ Crossette, Barbara (7 February 1988). "Malay
Party Ruled Illegal, Spurring Conflicts". New York Times. Diakses
tanggal 5
February 2011.
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 43–44
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 46–49
·
^ Cheah, Boon Keng (2002). Malaysia: the making of a nation.
Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 219. ISBN 981-230-154-2.
·
^ Kim Hoong Khong (1991). Malaysia's general election 1990: continuity, change,
and ethnic politics. Institute of South East Asian Studies. hlm. 15–17. ISBN 981-3035-77-3.
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 165
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 166
·
^ Milne &
Mauzy 1999, hlm. 74
·
^ Hilley, John (2001). Malaysia: Mahathirism, hegemony and
the new opposition. Zed Books. hlm. 256. ISBN 1-85649-918-9.
·
^ Spillius, Alex (31 October 2003). "Mahathir
bows out with parting shot at the Jews". The Daily
Telegraph. UK. Diakses tanggal 5 February 2011.
·
^ a b "Mahathir
to launch war crimes tribunal". The Star (Associated Press). 31
January 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal
12 June 2008. Diakses tanggal 14 January 2008.
·
^ "Creativity
– the key to NEM's success". The Star Online. 14 August
2010.
Diakses tanggal 4 September 2010.
·
^ see
Mahathir Mohamad’s preface to Asia’s New Crisis, edited by Frank-Jürgen Richter,
Pamela Mar (eds): John Wiley & Sons, Singapore, 2004, (see Amazon)
·
^ "Commanding
Heights: Dr. Mahathir bin Mohamad". PBS.org. Diakses
tanggal 1
February 2008.
·
^ World:
Asia-Pacific Reform protests follow Gore's Malaysia speech
·
^ Butler, Steven (15 November 1998). "Turning
the Tables in a Very Tawdry Trial". usnews.com. Diakses
tanggal 20
March 2009.
·
^ Symonds,
Peter. "What Anwar
Ibrahim means by "reformasi" in Malaysia" Diarsipkan 8
December 2004 di Wayback Machine., Malaysia Today
·
^ Shattered
Summit: A high-handed speech by Al Gore started this year's APEC meeting on the
wrong foot. It never recovered.
·
^ "INVESTMENT
IN MALAYSIA". Asia Times. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2018-09-29. Diakses
tanggal 10
December 2012.
·
^ "INTERNATIONAL
BUSINESS; Malaysia Extends Deadline in Singapore Exchange Dispute". New York Times.
1 January 2000. Diakses tanggal 10 December 2012.
·
^ "Malaysia's stockmarket; Daylight Robbery". The Economist.
10 July 1999. Diakses tanggal 10 December 2012.
·
^ http://infopedia.nl.sg/articles/SIP_1533_2009-06-23.html%7C"Singapore-Malaysia[pranala
nonaktif permanen] water agreements"
·
^ http://www.straitstimes.com/sites/straitstimes.com/files/20150323/ST-Special-Edition-150323.pdf%7CPlans for
a natural gas pipeline from Terengganu to Singapore.
·
^ http://www.scmp.com/news/asia/article/1756234/lee-kuan-yews-death-mahathir-mohamad-last-southeast-asias-old-guard
·
^ http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/lee-kuan-yew-was-pivotal-to-singapores-success-mahathir
·
^ "Dr M
nominated for Nobel Prize" Diarsipkan 3
April 2007 di Wayback Machine., [[The Star
(Malaysia)|]], 4 February 2007.
·
^ Bowring, Philip (23 September 1998). "Twin
Shocks Will Leave Their Mark on Malaysia". International
Herald Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 June 2008. Diakses
tanggal 14
January 2008.
·
^ Kesalahan
pengutipan: Tag <ref>
tidak sah; tidak ditemukan
teks untuk ref bernama star-najib
·
^ "Dr M, BN
men have every right to meet up, Nur Jazlan says". 14 October
2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2018-07-01. Diakses tanggal 14 October 2015.
·
^ http://www.themalaymailonline.com/malaysia/article/dr-m-shows-up-at-bersih-4-rally
·
^ "Salinan
arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal
2016-07-12. Diakses tanggal 2018-05-11.
·
^ http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/mahathir-and-opposition-sign-declaration-to-oust-najib
·
^ "Malaysia's
Najib looks to ride out political crisis". 11 August 2015. Diakses
tanggal 8
December 2015.
·
^ "New bill
gives Najib extensive powers". 5 December 2015. Diakses
tanggal 8
December 2015.
·
^ "Mahathir
Mohamad's return shows the sorry state of Malaysian politics". The Economist.
1 July 2017. Diakses tanggal 2 July 2017.
·
^ "Mahathir
Mohamad: Ex-Malaysia PM, 92, to run for office". BBC. 8 January
2018.
Diakses tanggal 11 January 2018.
·
^ Taylor, Adam (9 January 2018). "How old is
too old to be a world leader?". The Washington Post. Diakses
tanggal 12
January 2018.
·
^ Hodge, Amanda (9 Januari 2018). "Mahathir
Mohammad runs for PM in partnership with former rival Anwar Ibrahim". The
Australian. Diakses tanggal 11 Januari 2018.
·
^ Malhi, Amrita (12 January 2018). "Mahathir
Mohamad crops up again in bid to lead Malaysia – with Anwar on the same
side". The Conversation. Diakses
tanggal 11
January 2018.
·
^ "Tun M's
title revoked by Kelantan palace". New Strait Times. Diakses
tanggal 9
April 2018.
·
^ Tay, Chester (2018-05-10). "Tun M
hopes to be sworn in as PM by 5pm today". The Edge
Markets. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2018-05-11. Diakses tanggal 2018-05-10.
·
^ Tay, Chester (10 May 2018). "Tun M
hopes to be sworn in as PM by 5pm today". The Edge Markets. Diakses
tanggal 10
May 2018.
·
^ "Najib: No
party has simple majority". Malaysiakini. Diakses
tanggal 10
May 2018.
·
^ "Istana
Negara confirms Dr M to be sworn in tonight, refutes claims of delaying PM
appointment". The Edge Markets. Diakses
tanggal 10
Mei 2018.
·
^ "Mahathir
says he's poised to lead Malaysia again". Reuters Annual
Financial Review. Diakses tanggal 10 Mei 2018.
·
^ "1MDB poses
fresh threat to Najib". Free Malaysia Today. Diakses
tanggal 10
May 2018.
·
^ Chaudhuri, Pramitpal (17–18 November 2006). "Visionary,
who nurtured an Asian 'tiger'". Hindustan Times.
Leadership Summit (speech). India. Diarsipkan dari versi asli tanggal
6 March 2008. Diakses tanggal 15 January 2008.
·
^ Ibrahim, Zaid (2009). Saya
Pun Melayu. Petaling Jaya, Malaysia: ZI Publications. hlm. 227. ISBN 978-967-5-26603-4.
·
^ "Unexpected
Results". Sin Chew Daily. 27 March
2009.
Diakses tanggal 12 February 2011.
·
^ "Dr.
Mahathir masuk semula ke ICU". Utusan Online (dalam
bahasa Melayu). 2007-09-15. Diakses tanggal 2021-09-28.
·
^ "Former
Malaysian PM Mahathir hospitalised for chest infection". Channel NewsAsia (dalam
bahasa Melayu). 2018-02-10. Diakses tanggal 2021
·
Di Tulis Oleh Mukhsin Habibillah
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Mahathir_Mohamad
Comments
Post a Comment
Silakan di komentari tulisan yang kami buat ?